Nining Suryaningsih

Guru Bahasa Inggris pada MAN 3 Jakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Menulis Hari Ke-55, Remaja  Ooooh Remaja

Tantangan Menulis Hari Ke-55, Remaja Ooooh Remaja

“Waaaaaaw, awas kalian semua. Pergi kalian semua.” Dea kembali mengamuk.

“Bu tolong bu ada kesurupan massal.” Zahra kelihatan cemas karena dia adalah Ketua Panitia Perkemahan.

“Massal ? Maksudnya ?” tanya ibu Nina.

Ibu Nina pun mulai agak cemas karena sejak malam pertama perkemahan sebagian anak-anak “kesurupan” secara bergantian. Sebagai koordinator Perkemahan dalam rangka LDKS ibu Nina merasa perlu melakukan sesuatu.

“Itu bu di penginapan putri ada beberapa siswa yang mengamuk berteriak-teriak, tapi mereka seperti tidak sadar apa yang sedang mereka lakukan.” Zahra menjelaskan apa yang sedang terjadi.

“Siapa yang sedang menangani mereka?’ bu Nina kembali bertanya.

“Ada beberapa guru dan anak-anak putra bu.” Kata Zahra.

“Baiklah ibu nanti kesana. Ibu sedang menghubungi pihak penginapan mengenai perubahan menu untuk sarapan besok. “

“Baik, bu.” Zahra pun berlalu kembali ke tempat penginapan putri.

Sesampainya di penginapan putri, ibu Nina melihat ada bu Fitri, ibu Laura dan beberapa bapak guru sedang menangani mereka. Akan tetapi mereka sudah mulai kelihatan tenang.

“Apa yang sebenarnya terjadi, bu Fitri?’ Ibu Nina mulai bertanya.

“Apakah mereka benar-benar kesurupan seperti kata Zahra.”

“Sepertinya mereka cuma kelelahan karena acaranya terlalu padat. Mereka juga rata-rata terlambat makan pagi dan siang. Sehingga mereka lemah.” Urai bu Fitri.

Akhirnya bu Nina mengadakan rapat kecil dengan panitia perkemahan dan dewan guru untuk membahas hal tersebut.

Mereka sedang mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan. Pak Galuh selaku koordinator acara mulai membahas acara demi acara untuk mengetahui acara apa yang terlalu berat buat siswa. Setelah dibahas panjang lebar akhirnya diambil kesimpulan bahwa sebenarnya kegiatan yang sudah dilakukan tidaklah terlalu berat. Hanya saja karena peserta kurang disiplin sehingga membuat jadwal makan jadi terlambat. Penyebab yang kedua karena panitia terlalu galak sehingga mereka stres dan berontak.

“Jadi yang harus kalian lakukan selaku panitia adalah bersikap tegas bukan galak. Dan jangan terlalu banyak memberikan hukuman fisik jika mereka bersalah. Berilah hukuman yang mendidik dan tidak membuat mereka terlalu capek, mengerti ? Bu Nina berbicara panjang lebar.

“Iya, bu.” jawab para siswa yang bertugas sebagai panitia perkemahan. Mereka semua adalah para pengurus OSIS.

“Setelah saya amati, sepertinya ada sesuatu dengan Dea.” Pak Galih mulai menyampaikan analisanya.

“Maksudnya?” Tanya bu Nina berbarengan dengan bu Fitri.

“Sudah dua kali saya perhatikan pasti yang pertama kali menjerit Dea. Setelah Dea mulai teriak-teriak sambil nangis, beberapa siswa mulai panik dan ikut menangis. Lalu mereka pun mulai ikut teriak-teriak seperti Dea.

“Baiklah kalau begitu biarkan mereka beristirahat. Kita bahas lagi masalahnya besok pagi.” Ujar bu Nina.

Namun demikian bu Nina mulai mendekati beberapa siswi yang kelihatan sehat-sehat saja. Lalu bu Nina mengajak mereka berbicara untuk mencari tahu tentang Dea. Dari mereka akhirnya bu Nina tahu bahwa Dea baru saja putus dengan Ihsan; Tepatnya diputuskan. Dea melihat Ihsan kelihatan akrab sekali dengan Nurul sesama panitia. Sehingga Dea sangat cemburu.

“waaaaw...waaaw....” tiba-tiba jeritan Dea kembali terdengar.

Sekarang bu Nina tahu apa yang harus dia lakukan. Dia pun memanggil Ihsan untuk membantunya menenangkan Dea. Dan sungguh luar biasa, begitu Ihsan masuk dan menghampiri Dea, Dea langsung berhenti berteriak dan mulai kelihatan tenang. Lalu bu Nina menyuruh Ihsan berbicara dari hati ke hati dengan Dea.

Esok paginya Dea mulai kelihatan ceria. Demikian juga dengan teman-teman yang lainnya. Mereka kelihatan sangat bahagia. Karena mereka sarapan pagi tepat waktu dan kaka-kakak panitia nyapun kelihatan sangat ramah bersenda gurau dengan mereka. Rupanya nasihat bu Nina benar-benar mereka laksanakan agar panitia tidak terlalu galak.

“waah Dea kelihatan seger banget ya. Begitu dong jangan sakit melulu.“ bu Nina menegur Dea.

“Iya dong bu soalnya ... soalnya ... hihihihi.” Sari meledek Nia.

“Iiiih Sari apaan sih.” Dea tersipu sipu

“Soalnya apa Sari?” Bu Nina mulai kepo.

“Itu bu, Dea balikan lagi sama Ihsan.”

“Ooooh gitu. Tapi ingat ya kalian masih sekolah. Kalian tidak boleh pacar pacaran terlalu serius yah.” Nasihat bu Nina.

Ternyata Ihsan mutusin Dea karena cemburu karena Dea kelihatan akrab sama Ridwan. Demikian juga Dea cemburu melihat Ihsan akrab sama Nurul. Dan Dea seperti orang kesurupan karena kesal dan mencari perhatian Ihsan. Ternyata Gunung Mas tidak seseram yang mereka ceritakan bahwa mereka kesurupan massal karena para penunggu Gunung Mas merasa terganggu dengan kehadiran mereka. Dea pun mulai kelihatan akrab lagi dengan Ihsan. Remaja oh remaja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ah jadi bu laura.....hehe...keren bu

03 Apr
Balas

Hihihi inget gsk di gunung mas?

03 Apr

Hhhh..ada ada saja cerita ketika remaja ya buk

02 Apr
Balas

Iya. Lucu memang

02 Apr



search

New Post